TN Gede-Pangrango Berharap Miliki Skyline
https://www.jakartaforum.web.id/2016/03/tn-gede-pangrango-berharap-miliki.html
Jakarta - TN Gede-Pangrango Berharap Miliki Skyline. Taman Nasional Gede-Pangrango berharap adanya Skline di Kawasan Taman Nasional yang terletak di Provinsi Jawa Barat tersebut. Hal ini dikemukakan oleh Kepala Halim Besar TN Gede-Pangrango (TNGGP) Herry Subagiadi saat temu media di Cibodas, Jawa Barat, Kamis (03/03).
“Pada 2014 sudah ada tiga calon investor yang semula berminat membangun skyline tersebut. Namun mereka balik kanan karena terkendala kemacetan lalu lintas di Puncak,” kata Herry
Apabila keinginan tersebut dapat terwujud, katanya, akan dapat dihindari kerusakan lingkungan karena lebih sedikit orang yang beraktivitas di TNGGP.
Menurut dia, pihaknya sudah menyusun detail desain pembangunan Skyline tersebut pada 2004.
“Sedikitnya ada 3 calon investor, salah satunya dari Korea Selatan, mengundurkan diri karena biaya investasi yang diperlukan sedikitnya Rp 1,9 triliun dan tidak sesuai dengan perhitungan pemasukan mereka,” katanya.
Menurut dia, semula jalur Skyline yang hendak dibangun direncanakan dari Cibodas sampai dengan Puncak. Namun karena 3 investor kurang berminat untuk membangun skyline tersebut, maka pada 2016 desain tersebut direvisi dengan awal Skyline tersebut dari Bodogol-Savana Edelweis-Cibodas.
Untuk rencana Skyline melalui jalur ini pihak MNC Group sudah menyatakan minatnya untuk berinvestasi di sana.
“Apalagi MNC mempunyai lahan seluas 1.600 ha di wilayah Bogor-Sukabumi yang akan dikembangkan menjadi Indonesian Disneyland. Skyline melintasi kawasan TNGGP akan menambah daya tarik bagi rencana tersebut,” kata Herry.
Menurut dia, kalau rencana tersebut dapat terwujud maka MNC akan mendapat masa konsesi selama 30 tahun dan tentunya Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari atraksi tersebut akan lebih besar.
Herry mengatakan pihaknya membatasi jumlah pendaki Gunung Gede-Pangrango dengan angka maksimal 600 orang per hari.
“Pembatasan tersebut kami lakukan, untuk mencegah kerusakan lingkungan di lereng gunung,” katanya.
Menurut dia, sistem reservasi untuk mendaki Gunung Gede dan Pangrango dapat dilakukan secara online melalui http://booking.gedepangrango.org.
“Pendaftaran dapat dilakukan 2 bulan hingga 2 hari sebelum pendakian dengan cara mengisi form aplikasi secara lengkap sesuai dengan ketentuan,” ujarnya.
Menurut dia, dengan sistem indent tersebut akan memudahkan masyarakat maupun wisatawan mancanegara untuk mengatur jadwal pendakiannya ke Gunung Gede dan Pangrango.
Herry mengatakan tiket masuk pendaki domestik (hari kerja) Rp 27.500 dan Rp 32.500 per orang (hari libur). Sedangkan untuk pendaki mancanegara dikenakan Rp 157.500 (hari kerja) dan Rp 232.500 (libur). Harga tiket tersebut sudah termasuk premi asuransi. (Dn)
“Pada 2014 sudah ada tiga calon investor yang semula berminat membangun skyline tersebut. Namun mereka balik kanan karena terkendala kemacetan lalu lintas di Puncak,” kata Herry
![]() |
foto Dn/Jf |
Menurut dia, pihaknya sudah menyusun detail desain pembangunan Skyline tersebut pada 2004.
“Sedikitnya ada 3 calon investor, salah satunya dari Korea Selatan, mengundurkan diri karena biaya investasi yang diperlukan sedikitnya Rp 1,9 triliun dan tidak sesuai dengan perhitungan pemasukan mereka,” katanya.
Menurut dia, semula jalur Skyline yang hendak dibangun direncanakan dari Cibodas sampai dengan Puncak. Namun karena 3 investor kurang berminat untuk membangun skyline tersebut, maka pada 2016 desain tersebut direvisi dengan awal Skyline tersebut dari Bodogol-Savana Edelweis-Cibodas.
Untuk rencana Skyline melalui jalur ini pihak MNC Group sudah menyatakan minatnya untuk berinvestasi di sana.
“Apalagi MNC mempunyai lahan seluas 1.600 ha di wilayah Bogor-Sukabumi yang akan dikembangkan menjadi Indonesian Disneyland. Skyline melintasi kawasan TNGGP akan menambah daya tarik bagi rencana tersebut,” kata Herry.
Menurut dia, kalau rencana tersebut dapat terwujud maka MNC akan mendapat masa konsesi selama 30 tahun dan tentunya Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari atraksi tersebut akan lebih besar.
Herry mengatakan pihaknya membatasi jumlah pendaki Gunung Gede-Pangrango dengan angka maksimal 600 orang per hari.
“Pembatasan tersebut kami lakukan, untuk mencegah kerusakan lingkungan di lereng gunung,” katanya.
Menurut dia, sistem reservasi untuk mendaki Gunung Gede dan Pangrango dapat dilakukan secara online melalui http://booking.gedepangrango.org.
“Pendaftaran dapat dilakukan 2 bulan hingga 2 hari sebelum pendakian dengan cara mengisi form aplikasi secara lengkap sesuai dengan ketentuan,” ujarnya.
Menurut dia, dengan sistem indent tersebut akan memudahkan masyarakat maupun wisatawan mancanegara untuk mengatur jadwal pendakiannya ke Gunung Gede dan Pangrango.
Herry mengatakan tiket masuk pendaki domestik (hari kerja) Rp 27.500 dan Rp 32.500 per orang (hari libur). Sedangkan untuk pendaki mancanegara dikenakan Rp 157.500 (hari kerja) dan Rp 232.500 (libur). Harga tiket tersebut sudah termasuk premi asuransi. (Dn)