"Ngobrol Pintar" KLHK Dorong Sinergi Pengelolaan TN Gunung Ciremai
https://www.jakartaforum.web.id/2017/11/ngobrol-pintar-klhk-dorong-sinergi.html
Jakarta - "Ngobrol Pintar" KLHK Dorong Sinergi Pengelolaan TN Gunung Ciremai. Biro Humas Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menginisiasi serangkaian kegiatan "Ngobrol Pintar" yaitu berupa kegiatan tewu wicara yang menghadirkan berbagai stake holder terkait untuk menyerap berbagai aspirasi dan mencari solusi.
Kegiatan Ngobrol Pintar kali ini bertemakan "Sinergitas Pengelolaan Taman Nasional Gunung Ciremai Mengubah Masalah Menjadi Barokah" dilaksanakan di Objek Wisata Alam Batuluhur di Kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai, sekitar Desa Padabeunghar, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Kuningan, Kamis (16/11).
Dalam acara Ngopi di Ciremai itu Biro Humas Kementerian LHK membawa sejumlah wartawan dari sejumlah media cetak, televisi, dan media daring. Sementara itu Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC) menghadirkan perwakilan kelompok pengelola ekowisata kawasan TNGC dari belahan wilayah kabupaten Kuningan dan Majalengka, perwakilan kelompok pencinta alam, serta sejumlah pejabat terkait dari Pemerintah daerah Kabupaten Kuningan.
Acara itu diisi dengan pemaparan sejumlah nara sumber, paparan pengalaman sepak terjang dan mekanisme kerja kelompok-kelompok masyarakat pengelola dalam membangun dan mengelola objek wisata alam dalam kawasan TNGC, serta tanya jawab. Tersimak dari paparan nara sumber dan tanya jawab itu, pengelolaan objek wisata alam kawasan TNGC melibatkan masyarakat sekitar selama ini telah membangun kepedulian masyarakat menjaga kelestarian alam dan konservasi TNGC serta telah memberikan nilai ekonomi baik secara langsung maupun tidak langsung kepada masyarakat sekitar.
Sementara itu Pelaksana Harian Kepala BTNGC Mufrizal menjelaskan, di seputar kawasan TNGC meliputi belahan wilayah Kabupaten Kuningan dan Majalengka terdapat 54 desa berbatasan langsung dengan kawasan TNGC. Sementara jumlah objek wisata alam dalam kawasan TNGC di belahan dua wilayah kabupaten itu hingga saat ini sudah mencapai 46 lokasi dengan daya tarik wisata berbeda-beda. Semua itu, ujar Mufrizal dikelola langsung oleh kelompok masyarakat dari desa-desa di sekitarnya.
“Pengelolaan kawasan TNGC ini harus melibatkan masyarakat sekitar. Masyarakat harus diintergrasikan dengan pengelolaan sumber daya alam di sekitarnya. Di Ciremai hal itu sudah diimplementasikan dalam bentuk eko wisata melibatkan masyarakat desa sekitar,” katanya.
Kepala Bagian Pemberitaan dan Publikasi, Biro Humas Kementerian LHK Heri Hermana menyebutkan kunjungan jurnalistik seperti itu beberapa waktu lalu juga telah dilakukan pihaknya ke Taman Nasional Gunung Merapi, Jawa Tengah dan Taman Nasional di Lampung.
“Kegiatan ini kami lakukan antara lain sebagai pembuka jendela atau pintu bagi teman-teman media untuk menyerap pendapat dan masukan dari masyarakat dan para pihak sekitar kawasan sehingga mendorong terciptanya sinergi ,” ujarnya.