Kawin Suntik Genjot Populasi Sapi di NTT
https://www.jakartaforum.web.id/2017/10/kawin-suntik-genjot-populasi-sapi-di-ntt.html
Jakarta - Kawin Suntik Genjot Populasi Sapi di NTT. Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) melakukan kawin suntik atau Inseminasi Buatan (IB) pada sapi milik peternak di Kabupaten Malaka NTT.
“Pelaksanaan kegiatan IB massal di Kabupaten Malaka ini ditujukan agar sapi-sapi milik peternak menjadi bunting, sehingga akan lahir pedet-pedet yang akan menambah populasi sapi di Kabupaten ini”, kata I Ketut Diarmita saat memberikan sambutan pada acara Gebyar Siwab Kamis 12 Oktober 2017 di Kabupaten Makala, Provinsi NTT dalam rangkaian acara Launching Komoditas Ekspor Pertanian di daerah perbatasan dengan Timor Leste.
I Ketut Diarmita menjelaskan, kegiatan IB massal dalam Gebyar Siwab ini juga dimaksudkan agar baik petugas maupun peternak termotivasi dalam pelaksanaan Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (Upsus Siwab), yang salah satunya melalui penerapan teknologi IB.
Menurutnya, Provinsi NTT merupakan salah satu produsen sapi potong yang mensuplai kebutuhan daging sapi di wilayah Jabodetabek, namun dalam hal pelayanan IB, NTT merupakan salah satu daerah introduksi, yang sebagian besar wilayahnya baru diperkenalkan teknologi IB.
Ketergantungan anakan hasil dari kawin alam masih sangat tinggi karena hampir seluruh sistem pemeliharaan ternak sapi dan kerbau di NTT dengan cara dilepaskan.
“Hal ini perlu menjadi perhatian kita bersama, karena dengan sistem kawin alam yang tidak terprogram akan terjadi in breeding (kawin sedarah), sehingga terjadi penurunan mutu genetik pada ternak yang terlihat dari performans sapi-sapi yang lebih kecil”, ungkap I Ketut Diarmita.
Selain untuk meningkatkan mutu genetik ternak, lebih lanjut disampaikan, IB pada ternak sapi merupakan salah satu upaya penerapan teknologi tepat guna untuk peningkatan populasi. ”Melalui kegiatan IB, penyebaran bibit unggul ternak sapi dapat dilakukan dengan murah, mudah dan cepat, serta diharapkan dapat meningkatkan pendapatan para peternak”, tutur I Ketut Diarmita. (Rls/e)