Pureit: Solusi Air Minum Higienis dan Hemat untuk Keluarga Indonesia

Jakarta - Pureit: Solusi Air Minum Higienis dan Hemat untuk  Keluarga Indonesia. Ketersediaan air bersih dan layak minum menjadi masalah yang kian serius saat ini. Sumber daya air bersih untuk minum yang seharusnya dapat dinikmati dengan mudah oleh masyarakat pada kenyataannya kini makin sulit ditemui dan mahal harganya. Bahkan, Indonesia memiliki peringkat terburuk dalam pelayanan ketersediaan air bersih dan layak konsumsi se-Asia Tenggara[1].  Melihat kondisi tersebut, Pureit bekerjasama dengan pakar dalam bidang air dan kesehatan lingkungan memberikan edukasi dan solusi dalam penyediaan air minum layak konsumsi yang higienis dan hemat untuk membantu masyarakat luas.

Mona Majid selaku General Manager Water Business PT Unilever Indonesia, Tbk. menjelaskan, “Unilever percaya bahwa air bersih layak minum merupakan kebutuhan primer dan memegang peranan vital bagi kehidupan manusia. Air higienis merupakan hak setiap masyarakat Indonesia dan merupakan langkah awal untuk hidup sehat. Untuk itu Pureit berkomitmen penuh menyediakan solusi bagi masyarakat untuk mendapatkan akses air minum yang higienis dan terjangkau, hemat 75% dibandingkan dengan air galon. Misi Pureit ini sejalan dengan program pemerintah melalui Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, yaitu Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) sebagai upaya mewujudkan masyarakat Indonesia yang berperilaku dan hidup dalam lingkungan sehat, termasuk dalam pengadaan air bersih.”


 
Permasalahan mengenai sulitnya akses air higienis ini dipertegas oleh Dr. Ir. Firdaus Ali, M.Sc selaku pendiri dan pimpinan Indonesia Water Institute. “Hingga saat ini, baru 29% masyarakat Indonesia yang dapat mengakses air bersih melalui perpipaan; jauh di bawah target pemerintah untuk tahun 2019, yaitu sebesar 60%. Kualitas air permukaan pun mengalami penurunan yang memprihatinkan. Diperkirakan kelangkaan sumber daya air bersih akan semakin buruk dengan prediksi musim kemarau berkepanjangan dan curah hujan yang menurun disebabkan oleh gejala penyimpangan pada suhu permukaan air laut di Pasifik atau dikenal sebagai fenomena El Nino di Indonesia,” jelas Firdaus.

Lebih lanjut, kualitas air minum yang dikonsumsi masyarakat pun masih berada dalam taraf mengkhawatirkan. Seringkali masyarakat tidak menyadari bahwa air yang mereka konsumsi dapat tercemar baik oleh bakteri pathogen maupun limbah yang mengandung B3 (bahan berbahaya dan beracun) seperti timbal.

Hal ini dijelaskan oleh Prof. dr. Umar Fahmi Achmadi, MPH, Ph.D selaku Guru Besar FKM UI, “Kualitas air minum yang dikonsumsi sangat memengaruhi kualitas sumber daya manusia. Apalagi saat ini semakin banyak bakteri dan virus serta bahan kimia beracun yang dapat terbawa oleh air dan menyebabkan penyakit berbahaya. Namun, kesadaran masyarakat akan pentingnya mengonsumsi air higienis masih sangat rendah, padahal mengonsumsi air dengan kualitas buruk dapat meningkatkan risiko penyakit yang diakibatkan oleh kuman dalam air (waterborne diseases) seperti kolera, rotavirus, diare, tipus, sakit kuning, polio dan lainnya.”

Fakta mengenai bahaya waterborne diseases terungkap melalui penelitian diare rotavirus yang dilakukan di RS Hasan Sadikin Bandung pada tahun 2008. “Dalam penelitian tersebut disebutkan bahwa rotavirus yang ditularkan melalui air yang tidak higienis menimbulkan angka kematian tertinggi yang sering dijumpai pada balita laki-laki. Oleh karena itu, masyarakat harus memastikan air yang dikonsumsi benar-benar higienis, yaitu memenuhi syarat: tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna dan tidak berbakteri,” jelas Prof. Umar Fahmi.

Untuk mendapatkan air minum higienis, akhirnya masyarakat bergantung pada air kemasan yang membutuhkan biaya yang cukup besar tiap bulannya. Kondisi ini cukup memberatkan masyarakat terutama di tengah kondisi ekonomi saat ini. Namun, kini Pureit hadir sebagai solusi bagi masyarakat untuk mendapatkan air minum higienis dan hemat di tengah sulitnya mendapatkan air yang layak minum di Indonesia.

“Pureit dilengkapi dengan teknologi modern yang mampu membunuh kuman, virus, bakteri, parasit berbahaya serta mampu menghilangkan kotoran pada air sehingga air yang dihasilkan jernih dan higienis untuk dikonsumsi,” tambah Mona. Disamping aman, menggunakan Pureit juga dapat menghemat pengeluaran untuk air minum sebesar 75% dibandingkan air galon. Terlebih lagi, Pureit juga sangat praktis karena cukup menuang air keran ke dalam Pureit, dan air siap dikonsumsi.

Pada kesempatan yang sama, Pureit turut meluncurkan dua varian terbarunya, Pureit Classic White yang tampil makin elegan serta Pureit Marvella Hot yang dapat menyediakan air minum panas higienis secara otomatis dari keran.

Dalam upaya menyampaikan pesan kepada masyarakat luas, Pureit menunjuk brand ambassador baru yaitu Dude Harlino dan Alyssa Soebandono. “Kami ingin mengajak seluruh masyarakat untuk lebih menyadari bahwa kini ada solusi hemat untuk mendapatkan air minum higienis. Penggunaan Pureit yang jelas lebih hemat 75% dibanding konsumsi air galon akan sangat membantu efisiensi pengeluaran di kondisi ekonomi saat ini,” jelas Dude.

Sementara itu, Alyssa menambahkan, “Sebagai orangtua yang memiliki bayi di rumah, kami harus selalu memastikan air minum yang dikonsumsi benar-benar higienis. Dengan Pureit Marvella Hot, kini kami bisa mendapatkan air panas yang higienis, hemat, dan praktis karena Pureit mampu langsung memurnikan dan memanaskan air keran di rumah.”

“Melalui solusi yang ditawarkan oleh Pureit dan kegiatan edukasi yang akan terus dilakukan, kami berharap ke depannya semakin banyak keluarga di Indonesia yang dapat merasakan manfaat kesehatan dan penghematan  melalui penggunaan Pureit demi kelangsungan hidup masyarakat Indonesia yang lebih baik,” tutup Mona. @Rudi

Related

Perusahaan 2007189671189021688
jasa-ekspedisi
Ajang Berita

catering-nasi-box
Jasa Bor Sumur Air Tanah
Saat Anda memerlukan solusi untuk masalah air tanah di rumah atau tempat usaha, kami siap membantu Anda.
bor-sumur-air-tanah.blogspot.com
Lihat Layanan

Hubungi kami

Nama

Email *

Pesan *

Jumlah Pengunjung

item