Kampung Sarongge, Potret Harmoninya Masyarakat Dengan Hutan
https://www.jakartaforum.web.id/2015/08/kampung-sarongge-potret-harmoninya.html
Jakarta - Kampung Sarongge, Potret Harmoninya Masyarakat Dengan Hutan. Jika kita ingin melihat contoh nyata bagaimana harmoni antara hutan dengan masyarakat, maka datanglah ke Kampung Sarongge, sebuah kampung yang berbatasan langsung dengan hutan di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Kab. Cianjur Jawa Barat.
Delapan tahun lalu sebagian besar warga Sarongge berprofesi menjadi petani dengan menggarap lahan di hutan di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Setelah ada peraturan dari menteri Kehutanan yang memasukan kawasan hutan industri menjadi taman Nasional maka mau tidak mau masyarakat harus keluar dari tanah garapannnya karena lahan garapan akan dihutankan kembali.
Delapan tahun lalu sebagian besar warga Sarongge berprofesi menjadi petani dengan menggarap lahan di hutan di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Setelah ada peraturan dari menteri Kehutanan yang memasukan kawasan hutan industri menjadi taman Nasional maka mau tidak mau masyarakat harus keluar dari tanah garapannnya karena lahan garapan akan dihutankan kembali.
![]() |
Warga Desa menjual aneka kerajinan di Saung Wisata Sarongge |
Disinilah peran dari Balai Besar Taman Nasional Gede Pangrango bersama dengan Green Initiative Foundation memberikan pendampingan pada masyarakat untuk perlahan lahan beralih profesi dari sebelumnya petani penggarap di hutan beralih profesi menjadi peternak kelinci, Domba, jamur, pembuatan home industri sabun dan juga melibatkan penduduk untuk membentuk kelompok usaha seperti desa wisata dan koperasi.
![]() |
Kebun pekarangan dengan tanaman organik. |
Jumlah lahan garapan yang dihutankan kembali seluas 38 hektar dengan melibatkan 155 kepala keluarga. Lahan garapan tersebut ditanami kembali dengan kayu keras seperti Suren, rasamala, hanjuan, jamuju dan tanaman keras lainnya. Warga turut diberdayakan untuk penanaman kembali lahan tersebut dengan metode adopsi pohon yang melibatkan banyak perusahan ataupun perseorangan sebagai pengadopsi.
Biaya adopsi per pohon Rp 108,000. Sebagian besar digunakan untuk penanaman dan perawatan pohon selama 3 tahun dan juga untuk pemberdayaaan masyarakat yang terkena program.
Biaya adopsi per pohon Rp 108,000. Sebagian besar digunakan untuk penanaman dan perawatan pohon selama 3 tahun dan juga untuk pemberdayaaan masyarakat yang terkena program.
![]() |
tempat Adopsi Pohon di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango |
Setelah delapan tahun, ke 38 hektar lahan sudah berhasil di hutankan kembali dengan 20,000 pohon adopsi. Wargapun sudah sukses dengan dengan pekerjaan atau profesi barunya. Contohnya Mamad sekarang sudah merasakan manisnya beternak kelinci, istrinya juga bisa membantu ekonomi keluarga dengan membuat sabun.
Disamping dampak ekonomi yang positif, bagi warga kampung Sarongge dampak lingkungan juga sangat terasa, jika dulu pada musim kemarau warga kesulitan air karena mata air mengering. Kini setelah dihutankannya kembali lahan garapan dan pohon pohon sudah besar hasilnya mata air tetap mengalirkan air sehingga warga terbebas dari kesulitan air walaupun di musim kemarau.
Yang menonjol lainnya dari Kampung Sarongge adalah pembuatan saung dan rumah penduduk yang di gunakan sebagai home stay bagi wisatawan. Dari sinilah ekonomi penduduk makin baik, karena ada penghasilan tambahan sebagai pemandu dan barang barang hasil kerajinan warga laku dibeli wisatawan.
Cerita sukses dari kampung Sarongge kiranya bisa menjadi potret dan percontohan dari daerah lain di Indonesia. Hutan akan memberikan berkahnya jika warga menjaga dan melestarikannya.
Disamping dampak ekonomi yang positif, bagi warga kampung Sarongge dampak lingkungan juga sangat terasa, jika dulu pada musim kemarau warga kesulitan air karena mata air mengering. Kini setelah dihutankannya kembali lahan garapan dan pohon pohon sudah besar hasilnya mata air tetap mengalirkan air sehingga warga terbebas dari kesulitan air walaupun di musim kemarau.
Yang menonjol lainnya dari Kampung Sarongge adalah pembuatan saung dan rumah penduduk yang di gunakan sebagai home stay bagi wisatawan. Dari sinilah ekonomi penduduk makin baik, karena ada penghasilan tambahan sebagai pemandu dan barang barang hasil kerajinan warga laku dibeli wisatawan.
Cerita sukses dari kampung Sarongge kiranya bisa menjadi potret dan percontohan dari daerah lain di Indonesia. Hutan akan memberikan berkahnya jika warga menjaga dan melestarikannya.