Menteri Agama, Tidak Ada Lagi Perbedaan Dalam Menentukan Lebaran
https://www.jakartaforum.web.id/2015/05/menteri-agama-tidak-ada-lagi-perbedaan.html
Jakarta - Menteri Agama, Tidak Ada Lagi Perbedaan Dalam Menentukan Lebaran. Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menjamin tak akan ada
lagi perbedaan pendapat dalam penentuan awal Ramadan maupun Lebaran atau
Idul Fitri mulai tahun ini. Soalnya dua organisasi massa, Nahdlatul
Ulama (NU) dan Muhammadiyah, telah bersepakat menyamakan metode dan
kriteria untuk menetapkan kalender hijriah nasional.
Menteri mengaku telah berkomunikasi dengan otoritas di NU
dan Muhammadiyah tentang penyamaan metode dan kriteria. Pada pokoknya,
semua berkomitmen agar tak ada lagi perbedaan pendapat dalam penentuan
Ramadan dan Lebaran.
![]() |
Lukman Hakim Saifuddin (Menag) |
Semua sudah memiliki kesamaan niat agar ini bisa pada
kriteria yang sama pada cara pandang pemahaman yang sama. Selama ini
Muhammadiyah memang kerap berbeda menetapkan 1 Ramadan dan 1 Syawal,
sedangkan Pemerintah kerap satu pandangan dengan NU. “Kita kemarin
diskusi dengan muzakarah dengan Muhammadiyah, alhamdulillah semua
pimpinan Muhammadiyah hadir, ada kesamaan tujuan cara pandang,” kata
Menteri di kantornya di Jakarta, Senin, (4/5).
Perbedaan penentuan awal Ramadan atau pun Lebaran terjadi
karena ketidaksamaan metode dan kriteria. NU menggunakan dua metode,
yakni hisab (perhitungan matematis dan astronomis) dan rukyat
(pengamatan pada bulan sabit atau hilal). Sedangkan Muhammadiyah
menerapkan pada metode hisab saja.
Bagi NU, usia bulan telah dipastikan berdasarkan metode
hisab. Tetapi, sesuai perintah Hadist, perhitungan berdasarkan hisab
harus dibuktikan secara empirik, yakni melihat langsung penampakan
Bulan. Soalnya Bulan bisa saja tak tampak karena terhalang, misalnya,
awan.
Muhammadiyah meyakini bahwa sesuai Hadist pula, awal
Ramadan atau pun Lebaran cukup ditentukan berdasarkan Hisab, tak perlu
rukyat. Karena itu, Muhammadiyah selalu lebih awal memastikan memulai
dan mengakhiri berpuasa. Selain perbedaan penggunaan metode itu, ada
pula perbedaan kriteria dalam imkanur rukyat atau mempertimbangkan
kemungkinan terlihatnya hilal. Imkanur rukyat dimaksudkan untuk
menjembatani metode rukyat dan metode hisab.
Ada yang menetapkan tingkat ketinggian hilal untuk dapat
diamati pada ketinggian kurang 0 derajat, lebih dari 2 derajat, dan 0
sampai 2 derajat. Ada juga yang berpendapat bahwa pada ketinggian
kurang dari 2 derajat, hilal tidak mungkin dapat dilihat sehingga
dipastikan ada perbedaan penetapan awal bulan pada kondisi ini.
Muhammadiyah telah mengumumkan awal puasa pada 18 Juni 2015. Sementara Idul Fitri jatuh pada 17 Juli 2015. JakartaForum/Hidayat Nur