Dialog Sumpah Pemuda

Jakarta Forum - Dialog Sumpah Pemuda. Pemerintah saat ini sudah tidak  mampu lagi menjadi pelindung kesejahteraan rakyat. Untuk itu pemuda ...

Jakarta Forum - Dialog Sumpah Pemuda. Pemerintah saat ini sudah tidak  mampu lagi menjadi pelindung kesejahteraan rakyat. Untuk itu pemuda harus berani mengambil terobosan dan meningkatkan peran aktifnya dalam pembangunan bangsa di segala sektor, serta tidak lagi hanya mengandalkan program-program pemerintah. Dengan banyaknya peranan pemuda maka kedepannya bangsa ini akan semakin kuat.

Kisah Heroik Soempah Pemoeda 28 Oktober 1928 seperti jauh untuk diulang pemuda Indonesia saat ini. Alih-alih bersatu, diberbagai daerah di Indonesia pemuda cenderung berkonflik satu sama lain. Kita tentu masih ingat konflik antar umat beragama di Poso atau konflik antar suku di sampit.


Didalamnya pemuda terlibat aktif dalam konflik tersebut. Juga masih segar diingatan kita perpecahan pemuda ketika Pemilu 2014 berlangsung. Tak hanya terpecah, pemuda Indonesia juga cenderung apatis dengan berbagai persoalan bangsa. Seakan hanya peduli pada kesenangan hidupnya sendiri, sangat sedikit pemuda yang bersedia meluangkan waktu memikirkan lingkungannya atau bangsa dan negara.

Tapi apakah pemuda Indonesia saat ini saat ini memang benar demikian ? Apakah benar pemuda Indonesia saat ini tidak pernah mungkin bersatu ?

Diskusi yang digelar dalam rangka memaknai kembali arti Sumpah Pemuda bagi pemuda Era Digital ini dan Diskusi Publik yang bertemakan "Pemuda dan Indonesia Baru" yang digagas Forum Diskusi Pemuda Nusantara. Abdul Ghopur yang merupakan Intelektual Muda Nahdlatul Ulama  mengatakan "Bukan jamannya lagi pemuda hanya berfikir food, fashion atau bersenang-senang. Peran aktif pemuda dalam masyarakat sangat dinanti. Pemuda dengan energi dan semangat yang besar harus berani bergerak, bekerja dan berkarya keluar dari mindset dan mental kolonial".

Diskusi ini juga menghadirkan pembicara, Puteri Indonesia 2014 Elvira Devinamira, Andi Tenri Natassa (Inisiator Gerakan 1000 Surat Untuk Bangsa), Abdul Rahman AR (Sekjen DPP Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah), Jonathan Christian Susanto (tokoh muda Tionghoa), Wilfrid Yons Ebiet (mantan Ketua Umum PMKRI), dan Abdul Ghopur (Pengurus LBH PBNU).

"Kita sudah tidak percaya kepada generasi tua, yang berpola kolonial. Mental kolonial ini momok menakutkan, karena ia juga menjerumuskan para pemuda",ucap ghofur di Sinou Kaffe Hausen Jakarta, Selasa (28/10). Jakarta Forum/Hidayat Nur

Related

Peristiwa 9078898712472737400
jasa-ekspedisi
Ajang Berita

Hubungi kami

Nama

Email *

Pesan *

Jumlah Pengunjung

item