Kementan Gerak Cepat Cegah Penyebaran Anthrax di Sulawesi Selatan dan Gorontalo
https://www.jakartaforum.web.id/2017/08/kementan-gerak-cepat-cegah-penyebaran.html
Jakarta -Kementan Gerak Cepat Cegah Penyebaran Anthrax di Sulawesi Selatan dan Gorontalo. Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) mengerahkan Tim pencegah penyebaran virus anthrax di Sulawesi Selatan dan Gorontalo.
Dilokasi, tim Ditjen PKH melakukan investigasi dan pengambilan sampel pengujian laboratorium, serta memberikan bantuan vaksin dan obat-obatan.
Dilokasi, tim Ditjen PKH melakukan investigasi dan pengambilan sampel pengujian laboratorium, serta memberikan bantuan vaksin dan obat-obatan.
Untuk bantuan vaksin dan obat-obatan, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sulawesi Selatan telah menyebarkan vaksin Anthrax sebanyak 2.000 dosis, injectamin 10 botol, antibiotik sebanyak 14 botol, desinfektan 7 liter, obat cacing 2 pot dan formalin 5 liter kepada masyarakat (24/8).
“Vaksinasi massal juga telah dilakukan terhadap 300 ekor sapi dan pengobatan juga telah diberikan kepada 118 ekor sapi”, tutur Sulaxono Hadi Ketua Tim (Kepala Balai Besar Veteriner Maros)
Berdasarkan laporan dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Maros, lanjut Sulaxono Hadi, kasus penyakit Anthrax di Sulawesi Selatan terjadi di Dusun Moncongjai, Desa Rompegading, Kecamatan Cenrana. Sapi yang mati di lokasi tersebut hanya 3 ekor yaitu 1 ekor terjadi pada tanggal 8 Agustus 2017, 1 ekor pada tanggal 11 Agustus dan 1 ekor sapi pada tanggal 21 Agustus 2017.
Masih menurut Sulaxono Hadi, kasus Anthrax di Gorontalo, Ditjen PKH Kementan pada tanggal 25 Agustus 2017 hingga hari ini (31 Agustus 2017) telah secara langsung melakukan gerak cepat dengan mengerahkan Tim dan melakukan pengambilan sampel dan pemberian vaksin.
Selain tim kesehatan hewan Ditjen PKH, turut pula Tim Propinsi Gorontalo dan Kabupaten Gorontalo turun ke lokasi.
Tim gabungan sampai saat ini masih melakukan kegiatan pengamanan dan pengendalian bersama Dinas dan Kepolisian setempat.
Dalam investigasi yang dilakukan diperoleh laporan adanya 6 ekor sapi yang mati pada tanggal 28 Agustus 2017 milik seorang peternak bernama Usman Ismail di Kelurahan Bolihuangga dan Kelurahan Tenilo Kecamatan Limboto.
Mengantisipasi penyebaran virus pemerintah memberikan bantuan obat-obatan untuk peternak pada tanggal 30 Agustus berupa Limoxin 42 botol, Buposolamin 12 botol, serta Destan 12 botol. Saat ini Tim masih di lokasi untuk melaksanakan investigasi, serta tindakan yang diperlukan di lapangan.
Selain itu, pada hari ini Tim BBVet Maros bersama dengan Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo, Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo serta TNI juga melakukan pengawasan intensif di pasar, kios daging dan tempat pemotongan hewan (TPH, serta tempat penampungan hewan qurban di Kota Gorontalo. (Hms/ef).
“Vaksinasi massal juga telah dilakukan terhadap 300 ekor sapi dan pengobatan juga telah diberikan kepada 118 ekor sapi”, tutur Sulaxono Hadi Ketua Tim (Kepala Balai Besar Veteriner Maros)
Berdasarkan laporan dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Maros, lanjut Sulaxono Hadi, kasus penyakit Anthrax di Sulawesi Selatan terjadi di Dusun Moncongjai, Desa Rompegading, Kecamatan Cenrana. Sapi yang mati di lokasi tersebut hanya 3 ekor yaitu 1 ekor terjadi pada tanggal 8 Agustus 2017, 1 ekor pada tanggal 11 Agustus dan 1 ekor sapi pada tanggal 21 Agustus 2017.
Masih menurut Sulaxono Hadi, kasus Anthrax di Gorontalo, Ditjen PKH Kementan pada tanggal 25 Agustus 2017 hingga hari ini (31 Agustus 2017) telah secara langsung melakukan gerak cepat dengan mengerahkan Tim dan melakukan pengambilan sampel dan pemberian vaksin.
Selain tim kesehatan hewan Ditjen PKH, turut pula Tim Propinsi Gorontalo dan Kabupaten Gorontalo turun ke lokasi.
Tim gabungan sampai saat ini masih melakukan kegiatan pengamanan dan pengendalian bersama Dinas dan Kepolisian setempat.
Dalam investigasi yang dilakukan diperoleh laporan adanya 6 ekor sapi yang mati pada tanggal 28 Agustus 2017 milik seorang peternak bernama Usman Ismail di Kelurahan Bolihuangga dan Kelurahan Tenilo Kecamatan Limboto.
Mengantisipasi penyebaran virus pemerintah memberikan bantuan obat-obatan untuk peternak pada tanggal 30 Agustus berupa Limoxin 42 botol, Buposolamin 12 botol, serta Destan 12 botol. Saat ini Tim masih di lokasi untuk melaksanakan investigasi, serta tindakan yang diperlukan di lapangan.
Selain itu, pada hari ini Tim BBVet Maros bersama dengan Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo, Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo serta TNI juga melakukan pengawasan intensif di pasar, kios daging dan tempat pemotongan hewan (TPH, serta tempat penampungan hewan qurban di Kota Gorontalo. (Hms/ef).