Cegah Karhutla, untuk Selamatkan Orangutan

Jakarta -Cegah Karhutla, untuk Selamatkan Orangutan. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Sabtu, 19 Agustus 2017. Merayakan Hari Orangutan Sedunia yang diperingati setiap 19 Agustus, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) berkomitmen terus melindungi kawasan hutan yang menjadi tempat habitat orangutan dan satwa lindung lainnya. Orangutan merupakan satwa endemik Indonesia yang secara umum terbagi dalam dua spesies yaitu Pongo pygmaeus yang tersebar di Pulau Kalimantan dan Pongo abelii alias orangutan Sumatera.

Menteri LHK, Siti Nurbaya mengingatkan seluruh masyarakat bahwa hutan kita dan segala isinya merupakan aset yang tak ternilai harganya. Bukan saja bagi kita di Indonesia, namun juga bagi seluruh umat manusia. Hutan yang berkualitas mendukung kehidupan seluruh mahluk hidup termasuk manusia.


“Oleh karena itu, saya beserta jajaran di Kementerian LHK selalu berusaha sekeras mungkin menjaga aset ini,” ujar Siti Nurbaya.

Pemerintah sadar bahwa upaya pelestarian ini tidak bisa dilaksanakan secara parsial dan sendiri-sendiri. Pemerintah pusat dan daerah, masyarakat, kelompok masyarakat, pelaku bisnis, dan organisasi baik terkait lingkungan maupun kemasyarakatan, adalah para pemangku kepentingan.

“Mari kita bekerja sama bergandeng tangan untuk mewujudkan hutan yang lestari dan keanekaragaman hayati yang terjaga baik, demi anak cucu kita kelak,” ajak Siti Nurbaya.

Sementara itu, kebakaran lahan yang mulai terjadi di sejumlah wilayah di Sumatera dan Kalimantan, memberikan ancaman bagi orangutan saat ini statusnya sangat terancam punah (critically endangered). Kekhawatiran pun muncul ketika hutan yang menjadi tempat tinggal bagi hewan tersebut terbakar. Dampaknya tidak hanya habitat mereka yang hilang, makanan juga berkurang.

Untuk menghindari hal tersebut, Provinsi Sumatera Utara, Jambi, dan Kalimantan Timur melaksanakan patroli terpadu pencegahan kebakaran hutan dan lahan, menyusul 5 provinsi lain yang sudah lebih dulu yaitu Riau, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan.

Di Provinsi Sumatera Utara, Patroli yang melibatkan Brigade dalkarhutla KLHK- Manggala Agni bersama unsur TNI, Polri dan masyarakat ini dilaksanakan di Desa Tanjung Mulia Kec. Kampung Rakyat Kab. Labuhanbatu Selatan, Desa Panompuan Julu Kec. Angkola Timur Kab. Tapanuli Selatan, Desa Sayur Matua Kec. Barumun Kab. Padanglawas, Desa Aliaga Kec. Hutaraja Tinggi Kab. Padanglawas, Desa Siborna Kec. Sosa Kab. Padanglawas, Desa Purbatua Kec. Batang Onang Kab. Padanglawas Utara, Gunungtua Julu Kec. Batang Onang Kab. Padanglawas Utara dan Batunanggar Kec. Batang Onang Kab. Padanglawas Utara.

Patroli terpadu di Provinsi Jambi dilaksanakan di lokasi rawan karhutla seperti di wilayah Daops Berbak, Kota Jambi, Sarolangun, Muara Bulian dan Muara Tebo. Sedangkan di Provinsi Kalimantan Timur dilaksanakan di lokasi rawan karhutla di wilayah kerja Daops Sangkima dan Daops Paser.

Kegiatan groundcheck juga dilaksanakan oleh Manggala Agni dalam rangka menindaklanjuti informasi hotspot yang diterima. Seperti yang dilakukan oleh Manggala Agni di Provinsi Riau. Groundcheck dilakukan berdasarkan informasi hotspot dari web sipongi.menlhk.go.id. Di lokasi dimaksud dijumpai areal bekas kebakaran dengan luas kurang lebih 2 Ha. Areal lahan berada di Kampung Air Naga,  Kelurahan Sijantung, Kecamatan Galang (Pulau Galang). Kebakaran diduga akibat pembersihan semak belukar di kebun masyarakat secara bertahap saat adanya panas di sela-sela hari hujan sejak dua minggu yang lalu.

Sementara di Sumatera Selatan, juga dilakukan groundcheck hotspot hari Jumat, tanggal 18 Agustus 2017. Tim Posko Patroli Terpadu Daops Banyuasin Desa Pangkalan Panji Kecamatan Banyuasin III Kabupaten Banyuasin melakukan groundcheck berdasarkan pantauan hotspot berada di koordinat satelit  S : 02.91586399078° E : 104.451248169°. Tim tidak menemukan adanya titik api atau lahan bekas terbakar pada groundcheck kali ini. Hal ini menunjukkan bahwa tidak semua hotspot yang terdeteksi oleh satelit merupakan kejadian kebakaran hutan dan lahan.

Di tempat lain di wilayah Sumatera Selatan, Satgas Udara  Provinsi Sumsel mengerahkan pesawat  CN212 PK-PCT untuk melakukan teknologi modifikasi cuaca – hujan buatan. Pesawat terbang sebanyak 2 sorti melakukan penyemaian garam. Sorti  pertama menyemai di atas wilayah Banyuasin dan Musi Banyuasin dengan menghabiskan bahan semai 1000 kg. Sedangkan sorti kedua di atas wilayah Banyuasin dan OKI dengan menggunakan bahan semai 1000 kg. Selain itu, Heli BOLCOW 105/PK - EAJ PIC melakukan patroli dan Water Bombing sebanyak 1 sorti di wilayah OKI dan Ogan Ilir dan berhasil memadamkan titik api. Pesawat Heli yang sudah melakukan 433 kali water bombing selama beroperasi di Sumsel ini total sudah menjatuhkan air sebanyak 303.100 liter air.

Manggala agni di Provinsi Kalimantan Tengah juga masih melakukan patroli terpadu dan sosialisasi di lokasi rawan karhutla, yaitu di wilayah kerja Daops Palangkaraya, Pangkalan Bun, Kapuas dan Muara Teweh. Tim Patroli Terpadu Posko Muara Teweh bersama-sama dengan Masyarakat Peduli Api melaksanakan pemadaman pada titik koordinat S 02.983169  E :111.578087, tepatnya di Desa Sungai Bakau Hilir Kecamatan Kumai Kabupaten Kotawaringin Barat. Luas kebakaran yang menghabiskan semak belukar seluas kurang lebih 2 ha ini berhasil dipadamkan oleh tim.

Kegiatan patroli udara dan monitoring hotspot tanggal 18 Agustus 2017 masih dilaksanakan oleh Satgas Udara di Kalimantan Barat. Diawali dari Bandara Supadio Pontianak melalui rute patroli di atas wilayah Desa Peniti Besar Kecamatan Siantan Kabupaten Mempawah, Desa Peniraman Kecamatan Sungai pinyuh Kabupaten Mempawah, Desa Sejegi Kecamatan Mempawah Hilir Kabupaten Mempawah, dan Desa Sala tiga Kecamatan Mandor Kabupaten Landak. Patroli udara yang menghabiskan waktu hampir 1 jam ini tidak menemukan adanya titik api, namun ditemukan adanya lokasi lahan bekas terbakar di wilayah Mandor, Kabupaten Landak.

Adapun hasil pemantauan Posko Nasional Pengendalian Karhutla, KLHK tanggal 18 Agustus 2017 pukul 20.00 WIB pada Satelit NOAA19, terpantau 3 hotspot yaitu 1 titik di Kabupaten Kubu Raya Kalimantan Barat dan 2 titik di Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Bangka Belitung. Sedangkan pantauan satelit TERRA/AQUA (NASA) (confidence level ≥80%) tidak terpantau adanya hotspot.

Berdasarkan satelit TERRA/AQUA (LAPAN) (confidence level ≥80%) menunjukkan adanya 1 hotspot di Kabupaten Sumba Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Dengan demikian, total hotspot berdasarkan satelit NOAA19 per 1 Januari s/d 18 Agustus 2017 dilaporkan sebanyak 1.474 titik. Hal ini menurun sebanyak 626  titik (29,80%), jika dibandingkan tahun 2016 periode yang sama, yaitu semula 2.100 hotspot.

Data hotspot TERRA/AQUA (NASA) per 1 Januari s/d 18 Agustus 2017 (confidence level ≥80%), juga menunjukkan penurunan sebanyak 2.149 hotspot (80,30%), jika dibandingkan tahun sebelumnya periode yang sama, yaitu semula 2.676 hotspot menjadi 527 hotspot.

Related

Peristiwa 8648894948082911752
jasa-ekspedisi
Ajang Berita

Hubungi kami

Nama

Email *

Pesan *

Jumlah Pengunjung

item