MENTERI PPPA : HARI KARTINI, PEREMPUAN HARUS MENJADI MOTOR PENGGERAK PERUBAHAN
https://www.jakartaforum.web.id/2017/04/menteri-pppa-hari-kartini-perempuan.html
Jakarta -MENTERI PPPA : HARI KARTINI, PEREMPUAN HARUS MENJADI MOTOR PENGGERAK PERUBAHAN. Peringatan Hari Kartini merupakan refleksi bahwa perempuan memiliki peranan penting dalam pembangunan bangsa. Demikian hal itu diucapkan Menteri PPPA, Yohana Yembise saat menghadiri Peringatan Hari Kartini Tingkat Provinsi Sumatera Barat di Gedung Ransum, Kabupaten Sawahlunto. (21/4)
Lebih lanjut dikatakan, "Peringatan Hari Kartini merupakan momentum yang sangat baik untuk merefleksikan kembali betapa perempuan merupakan sosok yang sangat berperan penting dalam kemajuan sebuah bangsa. Sebab, Kartini adalah simbol perjuangan perempuan Indonesia dan semangat untuk bangkit dari kungkungan budaya patriarki, khususnya melalui pendidikan. Kartini adalah kita.
Lebih lanjut dikatakan, "Peringatan Hari Kartini merupakan momentum yang sangat baik untuk merefleksikan kembali betapa perempuan merupakan sosok yang sangat berperan penting dalam kemajuan sebuah bangsa. Sebab, Kartini adalah simbol perjuangan perempuan Indonesia dan semangat untuk bangkit dari kungkungan budaya patriarki, khususnya melalui pendidikan. Kartini adalah kita.
Untuk itu, sebagai perempuan Indonesia, kita patut memunculkan sosok Kartini dalam sanubari kita. Perempuan Indonesia harus tampil ke depan menjadi motor penggerak perubahan,” ujar Menteri Yohana.
TINGGINYA ANGKA KEMATIAN IBU
Dikesempatan itu Yohana juga menyinggung tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) akibat rendahnya tingkat kesadaran terhadap kesehatan reproduksi.
Di Indonesia, prevalensi penyakit kanker juga cukup tinggi. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada 2013, prevalensi tumor/kanker di Indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk atau sekitar 330.000 orang. Kondisi tersebut memperlihatkan bahwa ternyata banyak perempuan di negara berkembang seperti Indonesia, kurang mendapatkan informasi dan akses pelayanan terhadap penyakit ini.
Berdasarkan hal itu, Menteri Yohana menghimbau agar kaum perempuan melakukan deteksi dini melalui IVA Test. "Melalui kesempatan ini, saya mengajak kepada seluruh masyarakat, utamanya kaum perempuan untuk dapat berperan aktif dalam menyebarkan informasi terkait kanker serviks serta membangun sistem deteksi dini berbasis masyarakat melalui IVA Test," himbau Menteri Yohana. (Hms/ef).
TINGGINYA ANGKA KEMATIAN IBU
Dikesempatan itu Yohana juga menyinggung tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) akibat rendahnya tingkat kesadaran terhadap kesehatan reproduksi.
Di Indonesia, prevalensi penyakit kanker juga cukup tinggi. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada 2013, prevalensi tumor/kanker di Indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk atau sekitar 330.000 orang. Kondisi tersebut memperlihatkan bahwa ternyata banyak perempuan di negara berkembang seperti Indonesia, kurang mendapatkan informasi dan akses pelayanan terhadap penyakit ini.
Berdasarkan hal itu, Menteri Yohana menghimbau agar kaum perempuan melakukan deteksi dini melalui IVA Test. "Melalui kesempatan ini, saya mengajak kepada seluruh masyarakat, utamanya kaum perempuan untuk dapat berperan aktif dalam menyebarkan informasi terkait kanker serviks serta membangun sistem deteksi dini berbasis masyarakat melalui IVA Test," himbau Menteri Yohana. (Hms/ef).
