Kota Malang Jadi Rujukan Penanganan Pengendalian Perubahan Iklim
https://www.jakartaforum.web.id/2016/12/kota-malang-jadi-rujukan-penanganan.html
Jakarta -Kota Malang Jadi Rujukan Penanganan Pengendalian Perubahan Iklim. Ketua Dewan Pertimbangan Pegendalian Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Sarwono Kusumaatmadja memimpin langsung Sosialisasi Pojok Iklim dan meninjau tempat tempat pelestarian lingkungan dalam menghadapi perubahan iklim di berbagai tempat di Kota Malang selama dua hari mulai dari 17 - 18 Desember 2016.
Dipilihnya kota Malang tidak lain karena sejumlah inovasi yang dilakukan oleh pemerintah daerah Kota Malang maupun oleh masyarakatnya dalam pelestarian lingkungan hidup sangat menonjol. Kota Malang juga bisa menjadi rujukan bagi daerah daerah lain di Indonesia dalam melestarikan Lingkungan Hidup dan bagaimana penanganan pengedalian perubahan iklim yang benar.
Dipilihnya kota Malang tidak lain karena sejumlah inovasi yang dilakukan oleh pemerintah daerah Kota Malang maupun oleh masyarakatnya dalam pelestarian lingkungan hidup sangat menonjol. Kota Malang juga bisa menjadi rujukan bagi daerah daerah lain di Indonesia dalam melestarikan Lingkungan Hidup dan bagaimana penanganan pengedalian perubahan iklim yang benar.
Sarwono menegaskan, perubahan iklim sungguh terjadi. Fenomena yang paling mudah untuk membuktikan hal itu adalah pergeseran musim di Indonesia. "Dulu perbedaan musim penghujan dan kemarau sangat tegas sekarang sulit diprediksi. Cuaca ekstrim yang menimbulkan bencana juga sering terjadi belakangan ini. " katanya.
Sarwono, yang merupakan Menteri Lingkungan Hidup periode 1993-1998 juga mengungkapkan bahwa dirinya baru menerima info tentang mencairnya es abadi di Kutub Utara di tengah musim dingin. Ini hal yang aneh tapi terjadi. Fenomena ini terjadi karena menghangatnya suhu bumi. Jika ini dibiarkan maka bumi akan rusak.
Sarwono menyatakan, salah satu penyebab kerusakan lingkungan adalah sampah, pemerintah tak bisa bekerja sendiri dalam pengelolaan sampah. Untuk itu, dia mengajak semua pihak berperan dalam pengelolaan sampah. Sarwono juga menantang untuk dikembangannya skema-skema pengelolaan sampah yang berdampak langsung pada perekonomian. "Kita harus tangani sampah ini secara bersama-sama," katanya.
Terkait pengelolaan sampah, Sarwono menyebutkan, Kota Malang, Jawa Timur dinilai berhasil dalam mendukung pengembangan Bank Sampah oleh masyarakat. Seperti yang dilakukan oleh sejumlah sekolah di Malang,
Contohnya SMKN 6, mendirikan Bank Sampah dan pengolahan kompos yang memungkinkan siswanya untuk membayar biaya sekolah dengan sampah (waste for education bill). Sementara itu SMAN 7 Malang melakukan program Eco Mapping System yaitu penghitungan emisi GRK yang bersumber dari sampah, penggunaan energi, dan transportasi secara online.
Di Malang juga banyak komunitas komunitas penggiat lingkungan seperti MCK terpadu yang digagas oleh Agus Gunarto yang mengkonservasi air dari MCK, membangun bank sampah, membuat kerajinan dari produk daur ulang dan menjadikan daerahnya menjadi kampung wisata perubahan iklim.
Sementara itu di Malang dikembangkan pula program bayar dokter dan asuransi kesehatan dengan sampah, program digagas oleh Dr. Gamal.
Untuk Tempat Pembuangan Sampah (TPS), malang juga menonjol karena sampah sampah disini juga diproses jadi gas metane yang berguna untuk memasak dan yang lebih unik lagi TPS ini dibuka sebagai wahana wisata edukasi.
Kesemua yang dilakukan oleh pemerintah, sekolah maupun komunitas di kota Malang dalam penanganan sampah ataupun limbah tentunya sudah mendapat apresiasi berupa penghargaan dari pemerintah berupa lKalpataru, Adiwiyata maupun penghargaan lain.
Sarwono mengharapkan apa yang sudah dilakukakn Kota Malang bisa diikuti oleh seluruh daerah lain di Indonesia. Kunci dari keberhasilan penanganan perubahan iklim adalah partisipasi masyarakat dan perubahan pola hidup yang ramah lingkungan. (Dn/Jf)
Terkait pengelolaan sampah, Sarwono menyebutkan, Kota Malang, Jawa Timur dinilai berhasil dalam mendukung pengembangan Bank Sampah oleh masyarakat. Seperti yang dilakukan oleh sejumlah sekolah di Malang,
Contohnya SMKN 6, mendirikan Bank Sampah dan pengolahan kompos yang memungkinkan siswanya untuk membayar biaya sekolah dengan sampah (waste for education bill). Sementara itu SMAN 7 Malang melakukan program Eco Mapping System yaitu penghitungan emisi GRK yang bersumber dari sampah, penggunaan energi, dan transportasi secara online.
Di Malang juga banyak komunitas komunitas penggiat lingkungan seperti MCK terpadu yang digagas oleh Agus Gunarto yang mengkonservasi air dari MCK, membangun bank sampah, membuat kerajinan dari produk daur ulang dan menjadikan daerahnya menjadi kampung wisata perubahan iklim.
Sementara itu di Malang dikembangkan pula program bayar dokter dan asuransi kesehatan dengan sampah, program digagas oleh Dr. Gamal.
Untuk Tempat Pembuangan Sampah (TPS), malang juga menonjol karena sampah sampah disini juga diproses jadi gas metane yang berguna untuk memasak dan yang lebih unik lagi TPS ini dibuka sebagai wahana wisata edukasi.
Kesemua yang dilakukan oleh pemerintah, sekolah maupun komunitas di kota Malang dalam penanganan sampah ataupun limbah tentunya sudah mendapat apresiasi berupa penghargaan dari pemerintah berupa lKalpataru, Adiwiyata maupun penghargaan lain.
Sarwono mengharapkan apa yang sudah dilakukakn Kota Malang bisa diikuti oleh seluruh daerah lain di Indonesia. Kunci dari keberhasilan penanganan perubahan iklim adalah partisipasi masyarakat dan perubahan pola hidup yang ramah lingkungan. (Dn/Jf)