kementerian LHK Dorong Potensi Ekonomi Kawasan Konservasi
https://www.jakartaforum.web.id/2016/02/kementerian-lhk-dorong-potensi-ekonomi.html
Jakarta - kementerian LHK Dorong Potensi Ekonomi Kawasan Konservasi. Indonesia memiliki keanekaragaman hayati, dan ini terdapat diseluruh wilayah tanah air dan masuk kedalam kawasan konservasi. Ini merupakan asset yang tidak ternilai dan diproyeksi akan menjadi mesin ekonomi masa depan. Konsep ekonomi hijau (green economy) ini tidak bersifat eksploratif tetapi berkelanjutan.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyebutkan, Indonesia memiliki 51 Taman Nasional (TN) dan 612 kawasan konservasi lainnya seperti suaka margasatwa, cagar alam dan taman wisata alam. Pusat-pusat konservasi itu, dapat didorong menjadi sumber ekonomi prospektif.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyebutkan, Indonesia memiliki 51 Taman Nasional (TN) dan 612 kawasan konservasi lainnya seperti suaka margasatwa, cagar alam dan taman wisata alam. Pusat-pusat konservasi itu, dapat didorong menjadi sumber ekonomi prospektif.
![]() |
Setdijen KLHK saat paparan kawasan konservasi |
Sekretaris Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem KLHK Novianto Bambang mengatakan, konservasi merupakan landasan pembangunan ekonomi berkelanjutan. "Kegiatan konservasi dan ekonomi keduanya bertujuan meningkatkan mutu kehidupan dan kesejahteraan masyarakat," katanya dalam diskusi dengan media yang difasilitasi oleh Biro Humas Kementerian LHK di Jakarta, Kamis (25/2).
Menurutnya, antara konservasi dan pembangunan jangan didikotomikan, tapi saling melengkapi. Bambang mengungkapkan, potensi air di kawasan konservasi mencapai 6,5 miliar meter kubik, 392,68 juta ton dan 5935 megawatt (MW) potensi listrik dari panas bumi.
Selain itu, potensi nilai ekonomi konservasi antara lain, wisata alam, pemanfaatan air, perdagangan karbon, pemanfaatan panas bumi dan potensi tumbuhan dan satwa liar.
Tingginya keanekaragaman hayati Indonesia juga menjadi potensi bioprospeksi atau sumber potensi masa depan yang bisa untuk kepentingan komersil.
Diketahui, jumlah penerimaan negara bukan pajak (PNPB) terus meningkat dari tahun ke tahun. (Dn)
Menurutnya, antara konservasi dan pembangunan jangan didikotomikan, tapi saling melengkapi. Bambang mengungkapkan, potensi air di kawasan konservasi mencapai 6,5 miliar meter kubik, 392,68 juta ton dan 5935 megawatt (MW) potensi listrik dari panas bumi.
Selain itu, potensi nilai ekonomi konservasi antara lain, wisata alam, pemanfaatan air, perdagangan karbon, pemanfaatan panas bumi dan potensi tumbuhan dan satwa liar.
Tingginya keanekaragaman hayati Indonesia juga menjadi potensi bioprospeksi atau sumber potensi masa depan yang bisa untuk kepentingan komersil.
Diketahui, jumlah penerimaan negara bukan pajak (PNPB) terus meningkat dari tahun ke tahun. (Dn)